Geliat produktivitas di Lapas Kelas I Bandar Lampung semakin tak terbendung. Pada Senin (22/12), aktivitas bongkar muat bahan baku cocopeat (serabut kelapa) berlangsung sibuk di area kegiatan kerja (Giatja).
Sebanyak 308 karung dengan berat masing-masing 30 kilogram dibongkar oleh para Warga Binaan. Bahan baku dalam jumlah besar ini dipersiapkan secara khusus untuk memenuhi permintaan pasar internasional, dengan tujuan ekspor ke Jepang.
Implementasi Akselerasi Menteri Kegiatan ini merupakan langkah konkret Lapas Kelas I Bandar Lampung dalam menerjemahkan amanat Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan. Program ini menitikberatkan pada pemberdayaan Warga Binaan agar produktif dan menghasilkan devisa melalui produk-produk berkualitas ekspor.
Kepala Bidang Kegiatan Kerja, Medi Oktafiansyah, yang memantau langsung proses bongkar muat, menjelaskan bahwa orientasi kegiatan ini tidak hanya pada hasil produksi, tetapi juga transfer ilmu.
"Kegiatan ini bertujuan memberikan keterampilan sekaligus bekal teknis kepada Warga Binaan terkait dunia ekspor-impor. Kami ingin mereka tidak hanya bisa bekerja, tetapi paham standar kualitas internasional. Ini adalah bekal nyata untuk kehidupan mereka setelah bebas nanti," jelas Medi.
Dengan menembus pasar Jepang yang dikenal memiliki standar ketat, produk karya Warga Binaan Lapas Kelas I Bandar Lampung membuktikan diri mampu bersaing di kancah global, sekaligus menghapus stigma negatif tentang penjara.
@pemasyarakatanlampung @ikerahmawatiofficial
#lapaskelas1bandarlampung #pemasyarakatanpastibermanfaatuntukmasyarakat #Kemenimipas #LapasProduktif #Cocopeat #EksporJepang #MediOktafiansyah #Giatja #AkselerasiMenteri #BandarLampung